Kamis, 10 Januari 2013

Adobe Premier

Adobe Premiere Pro 2.0 (APP) merupakan program standar yang banyak dipakai oleh para editor, keuntungan kita memakai program ini adalah dukungan plug in third party - nya yang banyak dan keren - keren, dan sangat terintegrasi penuh dengan Adobe After Effects (AAE) yang terkenal itu, jadi seumpama kita sedang mengerjakan proyek di premiere dan membutuhkan effect-efect yang ada di AAE maka kita tinggal mengimpor proyek kita di AAE.
Namun perlu diingat berhasil tidaknya proses mengimpor ini sangat tergantung dari resource yang kita gunakan, dalam AAE format yang diperlukan sebagai resource adalah format AVI, sebaiknya berformat DV AVI karena format yang lain seperti MPEG 1 dan MPEG 2 tidak dapat dibaca oleh AAE, ini juga mungkin yang jadi kelemahan AAE.
Beberapa Plug in yang terkenal adalah milik red giant dengan Magic Bullet dan Trapcodenya dan masih banyak lagi bisa kita lihat di websitenya videocopilot. Premiere adalah program yang agak berat, spesifikasi minimum yang diperlukan yaitu komputer berprosesor dual core 2.0 G, core 2 duo semua seri recomended, RAM 1 G dan 2 G recomended, VGA 128 add on PCI Express agar preview dan proses rendernya lebih cepat.

Color Correction yang dimiliki oleh premiere sangat mumpuni, namun saya sendiri jarang menggunakannya karena sangat berat pada saat render, namun color correction sangat cocok kita gunakan untuk pembuatan clip - clip pendek untuk music karena biasanya dalam pembuatan video clip diperlukan sistem warna unnatural, tergantung tema yang diusung dalam video clip itu sendiri, seperti penerapan warna yang condong ke biru, hijau, merah atau bahkan hitam tergantung kretifitas kita dan permintaan client tentunya, namun color corection ini menurut saya tidak cocok digunakan untuk mengejar gambar natural, sebaiknya gambar natural yang baik adalah didapat melalui dukungan dari hardware pada saat kita merekam gambar, gunakanlah kamera yang berkwalitas dan sistem pencahayaan yang bagus agar file resource yang kita dapatkan pada saat mengcapture bisa bagus. untuk pengambilan gambar paling bagus adalah di pagi hari dan sore hari, untuk pengambilan gambar di siang hari hindari sudut pengambilan gambar yang langsung terkena sinar matahari.
untuk titling sendiri disediakan berbagai macam template dan beberapa template sebagai background titling yang bagus -bagus menurut saya, bisa kita pakai dengan sentuhan sedikit transisi agar membuat titling kita lebih atraktif.
Untuk keperluan pembuatan VCD/DVD premiere versi 2.0 sudah menyediakan encoder melalui Adobe Media Encodernya, bahkan bisa langsung kita bakar ke drive ROM kita langsung dari premiere, tapi hal ini jarang saya lakukan, lebih baik dirender dulu dan dibakar memakai program lain seperti Nero atau Ulead Video Studio. Kelemahan yang mendasar yang ada pada premiere adalah tidak bisa mengcapture dalam format output MPEG1 atau MPEG2, harus dicapture dengan format DV dulu, saya ga paham kenapa pihak premiere tidak menyediakan fasilitas ini.
Dalam dunia kerja sebagai editor, menguasai premiere mutlak diperlukan, karena kebanyakan rumah - rumah produksi dan stasiun TV memakai program ini disamping AVID Express dan Final Cut Pro tentunya. Namun untuk keperluan produksi yang dikerjakan dirumah sebaiknya menggunakan Ulead Media Studio Pro 8 atau Sony Vegas karena interfacenya mudah dan menyediakan capture MPEG1 dan 2.
sekian dulu postingan kali ini tentang premiere pro 2.0, untuk tips and triksnya postingannya menyusul.


Sumber: http://wafieproduction.blogspot.com/2009/01/tentang-adobe-premiere-pro-20.html

Untuk Tutorial Adobe Premier Pro dapat di Download disini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar